Bawaslu Gresik Deklarasikan Perempuan Pengawas Yang Siap Kawal Pilkada Serentak 2020

Gresik, 26 November 2020. Bawaslu Gresik Deklarasikan Perempuan Pengawas yang siap mengawal dan mengawasi jalannya pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gresik Tahun 2020. Dengan menghadirkan sejumlah pengawas perempuan aktif dari 8 anggota panwascam serta 90 anggota PKD perempuan yang bertugas mengawasi jalannya pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gresik tahun 2020.  Dekarasi ini bisa menjadi pintu bagi gerakan perempuan melawan politik uang.

Deklarasi juga menghadirkan Srikandi Pengawas Pemilu dari Propinsi Jawa Timur Eka Rahmawati, serta Anggota Komisioner Perempuan dari Sampang dan Bojonegoro. Deklarasi tersebut dibuka Komisioner Bawaslu Provinsi Jawa Timur, Eka Rahmawati dan narasumber Ninik Rahayu, anggota ombudsman RI yang pernah menjadi Komisioner Komnas Perempuan. Deklarasi diresmikan oleh Eka rahmawati selaku Anggota Bawasu Propinsi yang menggagas adanya giat deklarasi perempuan pengawas se Jatim. Deklarasi tersebut diharapkan dapat memperkuat semangat pengawas perempuan dalam Pilkada serentak 2020. Selain itu, bisa meningkatkan peran dan partisipasi perempuan dalam penyelenggaraan Pilkada 2020. “Deklarasi ini sekaligus untuk menentukan komitmen sekaligus penguatan bagi para Srikandi pengawasan. Karena kami adalah perempuan yang pengawas bukan pengawas perempuan,” tambah Eka saat menyampaikan sambutannya.

Hal yang serupa disampikan oleh Srikandi Gresik Rofa’atul Hidayah yang mana satu-satunya anggota Bawaslu Gresik Perempuan yang mengampuh divisi Hukum, Humas, Data & Informasi (H2DI). Dimana ia berharap peran perempuan lebih aktif dalam pengawasan partisipatif sebagai pencegahan dalam hal politik uang yang marak terjadi ketika adanya pemilihan mauppun pemilu. “harapan kami perempuan lebih aktif dalam andil pengawasan pada pemilihan serta tidak dianggap sebelah mata yang hanya dimanfaatkan suaranya saja” ucap Rofa’ah.

Acara ditutup dengan membacakan deklarasi perempuan pengawas yang diikuti serta oleh semua undangan yang hadir dan ditutup dengan pemukulan gong oleh pimpinan Bawaslu Jawa Timur.