Bawaslu Gresik Tuntaskan Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas KPU
|
Bawaslu Gresik telah menyelesaikan penanganan dugaan pelanggaran netralitas penyelenggara pemilu dengan terlapor KPU Gresik pada 1 Oktober 2024.
Bahwa berdasarkan Laporan Masyarakat, KPU Gresik diduga melanggar netralitas penyelenggara saat menggelar rapat pleno terbuka pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon peserta Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Gresik Tahun 2024.
Ahmad Nadhori Ketua Bawaslu Gresik menyampaikan, bahwa sesuai kewenanganya telah menyelesaikan seluruh proses penanganan pelanggaran.
Secara maraton kami telah menyelesaikan seluruh proses penanganan pelanggaran sesuai materi dugaan pelanggaran pelapor, ungkapnya
Ia juga menambahkan, menurut aturan kami diberi waktu 5 hari kalender pasca diregisternya laporan dan alhamdulillah dapat kami selesaikan tepat waktu.
Sementara itu Rozikin Kordiv Penanganan Pelanggaran Bawaslu Gresik menjelaskan, ada tiga materi laporan. Pertama, KPU Gresik dianggap tidak menyebutkan nomor urut kolom kosong saat penetapan pengundian nomor, kedua KPU Gresik tidak membuka nomor undian yang tersisa dan ketiga ada momen pembawa acara mengajak yel yel untuk Paslon tertentu. Atas kejadian tersebut masyarakat menganggap ada ketidaknetralan KPU, terangnya.
Bawaslu Gresik telah mengklarifikasi para pihak untuk menggali keterangan dan bukti bukti lebih lanjut.
“Total ada 10 orang yang kami klarifikasi, selanjutnya dilakukan kajian dan rapat pleno penentuan ada dan tidaknya unsur pelanggaran” imbuhnya.
Berdasarkan fakta - fakta tersebut, Bawaslu Gresik menyimpulkan sebagai berikut:
1. Dugaan pelanggaran terkait tidak dibukanya nomor urut tersisa, bahwa tidak ada ketentuan KPU harus membuka nomor urut tersisa, oleh karena itu tidak terdapat unsur kesalahan prosedur.
2. Dugaan pelanggaran tidak dibacakannya nomor urut kolom kosong, bahwa berdasarkan surat ketua KPU nomor 2149/PL.02.3-SD/06/2024 tentang standar mekanisme pengundian nomor urut dalam pemilihan dengan satu pasangan calon, menyatakan bahwa KPU Gresik seharusnya membacakan nomor urut pasangan calon serta tata letak pasangan calon maupun kolom kosong, oleh karena itu KPU Gresik dianggap melakukan kesalahan tata cara prosedur.
3. Dugaan pelanggaran kode etik KPU terkait adanya pemandu acara mengajak yel-yel salah satu paslon, Bahwa KPU Gresik telah menunjuk pihak ketiga sebagai penyelenggara kegiatan beserta pengisi acara, serta sudah melakukan checking akhir, dan yang dilakukan pemandu acara diluar hasil koordinasi yang direncakan, sehingga tidak ada unsur kesengajaan dan atau sekenario yang dilakukan oleh KPU.
Berdasarkan hasil kajian diatas, Bawaslu berkesimpulan bahwa KPU Gresik telah melanggar ketentuan tata cara dan prosedur pelaksanaan pengundian dan penetapan nomor urut pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Gresik tahun 2024, oleh karena itu KPU Gresik telah memenuhi unsur pelanggaran administrasi.
Selanjutnya terhadap pelanggaran administrasi tersebut, Bawaslu Gresik telah menyampaikan kepada KPU Gresik dan pelapor.
Hal itu tertuang dalam hasil kajian dugaan pelanggaran dengan nomor register 01/Reg/LP/PB/Kab/16.15/IX/2024, tutup Rozikin.